Real happiness comes from inside. Nobody can give it to you. -Sharon Stone

Sabtu, 13 April 2013

TUGAS WAWANCARA


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                       
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Guru dalam menjalankan fungsinya diantaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, dan memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.
Guru, akhirnya menjadi salah satu faktor menentukan dalam konteks meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Mutu pendidikan yang baik dapat dicapai dengan guru yang profesional dengan segala kompetensi yang dimiliki. 
Untuk memperoleh pendidikan yang baik,maka guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan. Sehingga pembelajaran yang tidak bermutu yang pada dasarnya berasal dari dalam kelas itu akan berdampak sangat luas. Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan
menghasilkan hasil lebih baik. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat
besar dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan
siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas proses
tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu
diawali dari persiapan yang bermutu pula. Kemampuan guru dalam hal ini tentu
memberi pengaruh sangat besar. Oleh karena itu, profesionalisme dalam mengajar sangat dibutuhkan bagi setiap guru.
Menjadi guru yang profesional bukanlah suatu hal yang mudah. Guru dituntut memiliki berbagai kompetensi guna meningkatkan taraf pendidikan nasional. Menjadi guru yang profesional, berarti guru diwajibkan untuk mampu menjadi guru yang baik, yang teladan dan paham mengenai apa yang dibutuhkan setiap peserta didiknya. Guru juga dituntut untuk mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informatika, guna memaksimalkan kualitas pengajaran didalam kelas. Sehingga, ketika guru paham dan mampu memanfaatkan teknologi, guru tersebut mampu menciptakan peserta didik yang berprestasi.
Berdasarkan uraian diatas, dengan kata lain, setiap guru di Indonesia, harus memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip paedagogi dalam proses pengajaran di kelas.




BAB II
HASIL WAWANCARA

  1. IDENTITAS GURU
Nama                             : Dra. Ajarmin Kaban
Usia                                : 52 tahun
Pendidikan                     : S1 Sarjana Pendidikan
Mata pelajaran yang diajarkan: Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, IPA dan IPS
Nama sekolah                          : SD 064020 Sunggal, Medan
Lama mengajar               : 25 tahun


  1. HASIL WAWANCARA

Wawancara dilakukan tanggal 05 April 2013 pukul 20.00, dirumah beliau di Jalan Sri Gunting. Beliau merupakan ibu dari teman saya, sehingga pada saat wawancara, saya memanggil beliau dengan sebutan “bibi”. Berikut verbatim wawancaranya:

Saya  : Malam, Bi. Maaf ya saya ganggu malam-malam begini. Saya ada tugas kuliah, diminta untuk wawancara seorang guru. Bibi ada waktu gak?
Ibu    : Oh iya Chika. Mau tanya tentang apa rupanya?
Saya : Oh, seputar pendapat bibi aja tentang pendidikan di Indonesia. Gimana sih pendidikan bibi tentang pendidikan yang sekarang ini di Indonesia?
Ibu    : Menurut saya, pendidikan di Indonesia sudah jauh lebih baik dan berkembang dibandingkan dengan yang dulu.
Saya  : Iya sih bi, menurut bibi apa hambatan yang buat pendidikan di Indonesia ini lama berkembangnya ?
Ibu    : Fasilitas yang kurang memadai, seperti dana yang kurang merata, pengembangan kompetensi guru yang kurang bisa jadi faktor penghalang. Dan juga belum semua masyarakat sadar bahwa pendidikan itu sangat penting.
Saya  : Iya sih Bi. Banyak juga orangtua yang dari kalangan tidak mampu yang lebih mau anaknya bekerja daripada cari uang.

Ibu   : Itu pun ada kesalahan pemerintah. Pepatah yang bilang pendidikan itu mahal, menjadi ketakutan semua masyarakat kurang mampu untuk menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi. Disini seharusnya pemerintah mempunyai anggaran yang besar untuk bidang pendidikan, dan harus dibagikan secara merata.
Saya  : Lalu, motif apa yang buat bibi mau jadi seorang guru?
Ibu    : Ya, dulu saya sering mengajari adik-adik saya untuk mengerjakan tugas sekolah. Jadi, saya meneruskan bakat dalam mengajar. Tetapi memang saya suka dalam bidang mengajar.
Saya  : Oh begitu ya bi, sudah berapa lama bibi jadi seorang guru?
Ibu    : Saya mengajar mulai dari umur 27 tahun, jadi ya sudah sekitar 25 tahun jadi guru.
Saya  : Bi, menurut bibi, efektif tidak penggunaan kemajuan teknologi dalam memaksimalkan pendidikan di Indonesia?
Ibu    : Menurut saya, hal ini sangat efektif. Teknologi memudahkan dan sangat membantu guru untuk mendidik setiap siswa. Guru jadi bisa menciptakan suasana baru didalam kelas. Hanya saja, fasilitas seperti itu belum ada di sekolah saya.
Saya  : Jadi setiap guru diwajibkan untuk bisa menggunakan teknologi seperti laptop dan internet. Bagaimana pendapat bibi?
Ibu    : Sudah seharusnya seperti itu. Itu makanya perlu diadakan training untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Tapi ya itu memerlukan biaya yang besar. Jadi, guru bisa membuat terobosan yang baru tentang pengajaran di dalam kelas. Misalnya, murid diajak nonton film yang berhubungan dengan pelajaran. Tetapi ya balik lagi ke masalah utama, belum semua sekolah punya fasilitas yang memadai.
Saya  : Iya sih Bi. Menurut bibi, penting tidak kalau seorang guru itu kenal semua muridnya?
Ibu    : Itu hal yang sangat penting, karena kemampuan setiap anak didalam kelas itu berbeda-beda, jadi guru harus mampu mengenali setiap anak, jadi pengajaran yang diberikan tidak sia-sia.
Saya  : Didalam kelas kan ada pendekatan yang digunakan. Pendekatan seperti apa yang bibi gunakan di kelas?
Ibu    : Sistem mengajar saya seperti ini, karena saya mendidik anak SD, jadi saya harus jadi contoh bagi mereka. Dan saya ingin, setiap situasi di kelas, menjadi pengalaman baru bagi setiap anak, sehingga anak-anak itu bisa belajar dari pengalaman dan saya sebagai contoh.
Saya  : Hmm… apa yang bibi lakukan ketika siswa-siswa dikelas kelihatan bosan dengan pelajaran ?
Ibu    : Biasanya anak bosan karena saya hanya menjelaskan di depan kelas. Jadi saya punya strategi khusus, saya akan memberikan hadiah bagi anak yang bisa menjawab pertanyaan saya, dan bagi anak yang mendapat nilai tertinggi di kelas saya juga akan mendapatkan hadiah.
Saya  : Waah.,. menarik juga ya Bi. Jadi anak-anaknya tambah semangat belajar lah ya. Ini pertanyaan terakhir Bi. Hehe.. Bibi tahu tentang paedagogi? Kalau Bibi tahu, menurut Bibi penting ga sih paedagogi itu ?
Ibu    : Paedagogi itu mengenai pengajaran untuk anak-anak. Ya sangat penting, apalagi bagi seorang guru seperti saya, harus benar-benar paham mengenai paedagogi. Sehingga saya bisa maksimal dalam mendidik peserta didik disekolah.
Saya  : Ya ya Bi. Sepertinya Bibi ini uda banyak sekali pengalamannya dalam mengajar. Terima kasih ya Bi untuk waktunya.. Semoga chika bisa dapat nilai baik untuk tugasnya.
Ibu    : Ya nakku. Jangan sungkan-sungkan kalau ada yang bisa Bibi bantu yaa…





BAB III
PEMBAHASAN


          Dari hasil wawancara pada Bab II sebelumnya, dapat dilihat bahwa subjek berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan. Dan beliau termasuk guru yang ingin memajukan pendidikan di Indonesia. Beliau juga memiliki kesadaran mengenai pentingnya teknologi guna memajukan pendidikan yang ada.
          Jika dikaitkan dengan teori paedagogi, beliau sudah mencakup beberapa dari 10 karakteristik guru yang baik, antara lain:
1.    Patience. Hal ini terlihat dari beliau sabar dalam mengajar peserta didiknya dan ingin menjadi contoh bagi peserta didiknya.
2.    True compassion for their students. Hal ini terlihat ketika beliau mengatakan perlu mengenal setiap murid dan memahami setiap murid berdasarkan kemampuannya.
3.    Understanding. Beliau paham bahwa setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dan sebisa mungkin beliau menuntun setiap murid dalam belajar, dan beliau paham ketika murid-muridnya sedang bosan dan bagaimana cara menanggulanginya.
4.    The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way. Beliau menciptakan gaya belajar yang unik dengan menerapkan sistem reward di dalam kelasnya.
5.     Unwavering support. Beliau mampu mendukung seluruh siswa melalu gaya belajar yang berbeda, sehingga siswa termotivasi untuk mencapai nilai yang baik.
6.    Willingness to help student achieve. Beliau menciptakan suasana dan gaya belajar semenarik mungkin, guna memotivasi siswanya untuk mencapai prestasi akademis.
Di dalam kelas, beliau melakukan 2 metode mengajar, yaitu menjelaskan didepan kelas dan memberikan reward bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan atau mendapat nilai tertinggi sewaktu ujian. Hal ini menunjukkan bahwa beliau memiliki perspektif dan strategi mengajar dalam kelas. Dimana guru yang memiliki perspektif dalam kelas adalah guru yang berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk memahami peristiwa di kelas. Sedangkan strategi mengacu pada rencana dan serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memfasilitasi jenis pembelajaran tertentu. Dalam hal ini, beliau dapat dikatakan sebagai guru yang perspektif dan memiliki strategi, hal ini terlihat ketika guru sadar dan paham bahwa siswa akan bosan dengan cara mengajar yang monoton, ia membuat strategi yang baru dalam mengajar, dimana beliau memberikan reward kepada mereka yang berprestasi.
Beliau juga melibatkan siswa dalam proses belajar, sehingga siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan guru. Hal ini berkaitan dengan teori paedagogi berkaitan dengan pemikiran reflektif, dimana mengembangkan kemampuan, sadar bahwa mereka terlibat dalam proses pembelajaran, dan menerjemahkan pikiran ke tindakan mereka. Sehingga dalam proses ini juga terjadi komunikasi dua arah, dimana ada tanya jawab antara guru dengan siswa, dan terdapat hubungan pikiran antara kedua belah pihak.
Beliau juga sadar dan paham mengenai pentingnya teknologi dalam memaksimalkan pengajaran dan perkembangan pendidikan. Beliau berpendapat bahwa teknologi dapat membantu guru dalam mengajar dan memodifikasi pengajaran didalam kelas sehingga lebih menarik. Kesadaran beliau akan teknologi juga akan memotivasi beliau untuk lebih belajar lagi dalam melibatkan teknologi di dalam proses pengajaran yang ada.



BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan pada hasil wawancara dan pembahasan diatas, adalah sebagai berikut:
1.            Beliau berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan.
2.            Guru yang sadar akan pemahaman mengenai penggunaan teknologi dan paedagogi akan membantu kemajuan pendidikan.
3.            Perlu diadakan training untuk guru mengenai penggunaan teknologi dalam membentuk suasana belajar yang baru didalam kelas.
4.            Beliau merupakan guru yang paham akan situasi kelas dan mampu mengatasi situasi tersebut dengan strategi pengajaran.
5.            Kurangnya fasilitas yang diberikan pemerintah terhadap bidang pendidikan di Indonesia menjadi penghalang bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
6.            Sebaiknya semua guru harus paham mengenai teori paedagogi sehingga setiap guru di Indonesia mampu mendidik siswa dengan maksimal dan menghasilkan siswa yang berprestasi.
7.            Setiap guru dituntut memiliki strategi pengajaran di dalam kelas, sehingga mereka dapat mengatasi setiap masalah yang timbul di dalam kelas.
8.            Setiap guru harus mampu memotivasi siswanya untuk tetap bersemangat dalam belajar melalui gaya belajar yang berbeda didalam kelas.
9.            Hubungan (komunikasi) dua arah sangat penting terjadi dalam proses belajar, karena kedua belah pihak harus saling memahami sehingga terjadinya hubungan pikiran.




BAB V
TESTIMONI DAN SARAN

  1. Testimoni
·         Awalnya saya sangat canggung untuk melakukan wawancara, tetapi setelah beberapa pertanyaan saya lontarkan, ternyata rasa canggung akan hilang dengan sendirinya
·         Dikarenakan tugas ini, saya dilatih kemampuan dalam mewawancara dan bagaimana caranya agar dapat bertanya secara mendalam dalam sebuah wawancara.
·         Tugas ini membuat saya lebih paham mengenai paedagogi beserta manfaatnya didalam dunia pendidikan.
·         Saya sangat bangga akan guru-guru di Indonesia, khususnya guru-guru yang mengabdikan dirinya untuk mengajar anak-anak di daerah pelosok.

  1. Saran
·         Pemerintah seharusnya menyediakan anggaran dana yang besar untuk memfasilitasi teknologi guna mengembangkan kemajuan di Indonesia.
·         Guru sebaiknya diberikan training untuk meningkatkan kualitas dalam pengajaran.
·         Peserta didik juga dituntut untuk mampu menggunakan teknologi sehingga memudahkan proses belajar.



BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

       
        Danim, Prof. Dr. Sudarwan Danim. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Penerbit Alfabet.

Kamis, 11 April 2013

UTS PAEDAGOGI


1. Uraikan secara singkat dan padat proses pembelajaran yang kelompok Anda rencanakan. Beri ulasan atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan Paedagogi Praktis Abad 21. (skor 30)

Pada awalnya, kelompok kami sangat bingung membuat rencana pengajaran, mengenai siapa yang ingin diajarkan dan apa topik yang akan diajarkan. Setelah berdiskusi, kami mendapat ide dan masukan dari teman-teman yang lain, dimana kelompok kami ingin mengajarkan anak-anak di panti asuhan tentang bagaimana cara mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yang lebih berguna, seperti membuat celengan dari kaleng susu bekas. Setelah itu, kami berdiskusi dengan Bu Dina mengenai rencana pembelajaran yang akan kami berikan. Teryata, Bu Dina memberikan beberapa masukan mengenai rencana kami, dan rencana pembelajaran kami itu sebenarnya kurang efektif. Bu Dina meminta kami untuk melakukan observasi mengenai fenomena yang ada pada anak-anak di panti asuhan. Dari observasi yang kami dapatkan, anak-anak yang ada di panti asuhan (khususnya tingkat SD) memiliki kesulitan untuk belajar bahasa Inggris dan kurangnya pemahaman mengenai kebersihan (khususnya cuci tangan). Tetapi, terdapat kendala ketika kami sudah mendapatkan topik yang ingin diajarkan, yaitu waktu untuk mengajarkan topik tersebut kepada anak-anak di panti asuhan. Kami tidak menemukan waktu yang tepat untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di panti asuhan. Dan rencana kami mengajar di panti asuhan pun batal.
Setelah itu, Agiska, Agita dan saya berdiskusi mengenai rencana pembelajaran apa yang ingin kami lakukan. Setelah beberapa lama berdiskusi, kami mendapatkan ide untuk mengajarkan keponakan-keponakan kami (yang rata-rata berusia 6 tahun) untuk membuat jajanan sehat secara mudah dirumah. Lalu kami menentukan waktu untuk melaksanakan pembelajaran yang akan kami lakukan. Adapun proses pembelajaran yang kami laksanakan, adalah sebagai berikut:

TAHAP
PENJELASAN
TUJUAN
AWAL
Perkenalan diri
Membangun rapport untuk melancarkan kegiatan belajar
ISI
Mencuci tangan
Mengajarkan anak mengenai kebersihan

Mengenalkan alat dan bahan, kemudian membagikannya kepada setiap anak
Menambahkan pengetahuan anak mengenai apa yang akan mereka kerjakan dan apa-apa saja yang mereka butuhkan

Menghancurkan dan menyaring biskuit
Melatih gerak motorik anak dan kesabaran anak serta kedisiplinan

Mengadon biskuit dengan susu cokelat
Melatih gerak motorik anak dan keterampilan anak untuk mengadon secara rapi dan rata

Membentuk biskuit menjadi bulatan-bulatan
Melatih gerak motorik anak

Memasukkan adonan ke “cup kertas”
Mengajarkan anak untuk bekerja secara rapi, dan hal berhitung, anak diminta untuk menghitung berapa biskuit yang sudah ia buat

Memasukkan biskuit ke kulkas
Melatih kesabaran anak menunggu biskuit

Memakan biskuit bersama-sama
Anak diajarkan untuk memuji dan menghargai hasil pekerjaannya sendiri
PENUTUP
Foto bersama dan pamitan
Sebagai dokumentasi

Jika dikaitkan dengan teori paedagogi abad 21, mengenai paedagogi progresif, dimana rencana awal kami mengalami kegagalan dan kami berpikir untuk melakukan perubahan dan kemajuan mengenai rencana pengajaran kami. Adanya kemajuan dari rencana awal sampai rencana akhir, ini mencerminkan bahwa terdapat progress atau kemajuan dari setiap rencana. Dan jika dikaitkan dengan perihal ilmiah an praktis, kelompok kami sudah mengetahui bagaimana teori paedagogi (ilmiah), dan kami mempraktekkan teori tersebut dalam hal pengajaran kami kepada anak-anak (praktis).
                                                                                                                
2. Uraikan secara singkat dan padat tentang hasil observasi dari proses pembelajaran kelompok Anda. Beri evaluasi atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan paedagogi, tik, dan fenomena kontemporer. (skor 50)

Adapun hasil observasi setiap anak, adalah sebagai berikut:
TAHAP
NAMA ANAK
EYO
EGI
IBEL
Perkenalan diri
Menyebutkan namanya dengan suara lantang sambil tersenyum
Menyebutkan namanya dengan suara pelan, dan sambil menunduk
Menyebutkan namanya tetapi tidak sambil menunduk
Mencuci tangan
Langsung ke westafel dan mencuci tangannya dengan sabun
Mengantri giliran, kemudian mencuci tangannya dengan sabun
Mengantri giliran, kemudian mencuci tangannya dengan sabun
Mengenalkan alat dan bahan, kemudian membagikannya kepada setiap anak
Mendengarkan instruksi dan memegang alat yang sudah diberikan
Melihat kearah temannya yang lain, dan memegang alat yang sudah diberikan
Mendengarkan instruksi dan memegang alat yang sudah diberikan
Menghancurkan dan menyaring biskuit
Melakukan dengan serius, tetapi terkadang tersenyum.
Menghancurkan kue dengan tenaga yang kuat, melihat ke pekerjaan temannya
Menghancurkan kue dengan tenaga yang kuat, melihat ke pekerjaan temannya
Mengadon biskuit dengan susu cokelat
Mengikuti intruksi dengan baik
Mengikuti intruksi dengan baik
Mengikuti intruksi dengan baik
Membentuk biskuit menjadi bulatan-bulatan dan memasukkan ke “cup kertas”
Membentuk biskuit menjadi bulatan, dan menunjukkan kepada kakaknya setelah selesai
Membentuk biskuit menjadi bulatan, dan bertanya apakah pekerjaan yang ia kerjakan sudah benar atau tidak
Membentuk biskuit menjadi bulatan, dan berkata bahwa ia bisa melakukannya
Memasukkan biskuit kedalam kulkas
Sabar menunggu
Sabar menunggu
Tidak sabar menunggu
Memakan biskuit bersama-sama
Memakan dengan penuh semangat dan antusias
Mengernyitkan muka saat memakan biskuitnya, dan ketika sudah tahu rasanya, meminta tambahan biskuit
Memakan dengan penuh semangat dan antusias

Hasil observasi ini bisa dikaitkan dengan paedagodi efektif, dimana : 
  •  Menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran 
  • Mendorong pemikiran reflektif dan tindakan 
  • Meningkatkan relevansi pembelajaran baru 
  • Memfasilitasi pembelajaran bersama 
  • Membuat sambungan ke pembelajaran dan pengalaman sebelumnya 
  • Cukup memberikan kesempatan untuk belajar 
  • Menyelidiki hubungan belajar-mengajar
Hasil observasi kami hanya dapat dikaitkan dengan beberapa paedagogi efektif, diantara lain:
  1. Kami menciptakan lingkungan belajar yang menarik, dimana anak bisa mengembangkan kreatifitasnya 
  2. Kami memfasilitasi pembelajaran dengan bahan dan alat yang dibutuhkan sehingga memudahkan proses pembelajaran 
  3. Mendorong anak untuk melakukan tindakan sesuai dengan intruksi dari kami dan ini melatih kedisiplinan mereka
3. Tuliskan pandangan Anda tentang pembelajaran pada perkuliahan Paedagogi di Fakultas Psikologi USU semester genap TA. 2012/2013 berdasarkan tinjauan Paedagogi Teoritis dan Prinsip-prinsip Paedagogis. (skor 20)
Saya memiliki kesan pertama yang baik pada awal kuliah paedagogi. Bu Dina mampu mengaplikasikan setiap teori paedagogi dalam praktek di kelas. Bu Dina mengarahkan setiap mahasiswa untuk menjadi mandiri dan aktif. Kelas paedagogi tidak hanya memberikan materi di kelas, tetapi suasana kelas diciptakan semenarik mungkin sehingga ketika belajar paedagogi, tidak terasa waktu akan habis. Kelas paedagogi tidak hanya pertemuan dikelas, mahasiswa diajarkan untuk menggunakan sera memanfaatkan teknologi yang ada untuk memaksimalkan pembelajaran. Bu Dina juga memaksimalkan teknologi yang ada untuk melakukan kelas online, dan mahasiswa dituntut untuk mampu melakukannya. Hal ini berkaitan dengan prinsip paedagogi dalam hal menggunakan TIK dalam proses pembelajaran, sehingga dengan penggunaan TIK dalam bentuk e-learning, dapat menciptakan mahasiswa yang mandiri dan aktif.


REFERENSI : Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta