Apa itu Paedagogi ?
Paedagogi berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti
memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi
diartikan secara khusus sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar
kanak-kanak". Akhirnya pedagogi kemudian didefinisikan secara umum sebagai
"ilmu dan seni mengajar". http://dschandradewi.blogspot.com/2011/01/metode-andragogi-dan-pedagogi.html
Paedagogi merupakan Seni dan Ilmu
Mengajar. Dimana meliput beberapa hal, sebagai berikut
- Mempelajari dan mentransformasikan
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi tertentu dan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar dapat dipelajari
dimana pun dan kapan pun, baik secara individual, kelompok maupun lembaga. Seni
dalam mengajar dapat dilihat dari interaksi pembelajaran yang sedang
berlangsung.
- Hubungan pikiran
Pembelajaran
selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang
dengan pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Pada guru dan peserta
didik harus terjalin hubungan dua arah, dimana guru memberikan dan siswa
menerima bantuan dan bimbingan yang diberikan gurunya.
Banyak dan Beragam
Pada suatu
proses mengajar, guru dihadapkan dengan banyak siswa dan beragam. Dan guru
berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun
jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat lakukan, serta bagaimana
mereka mampu menjadi pembelajar yang berkelanjutan.
- Seni, Ilmu dan Profesi
Mengajar
dikatakan ilmu ketika seorang guru harus mengajar dengan berbasis dan dipandu
oleh ilmu. Ketika mengajar dikatakan sebagai seni, mengajar melibatkan intuisi,
improvisasi, dan ekspresi. Dan aktivitas pengajaran juga melibatkan penilaian
professional, dimana mengajar merupakan panggilan profesi bagi guru.
- Pengajar yang Cerdas
Guru yang
cerdas adalah guru yang mencerminkan keterpelajaran, integritas pribadi, dan
kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Terdapat beberapa karakteristik pribadi
guru, antara lain jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif,
komitmen, dan ksatria. Dalam berkomunikasi dengan siswanya, guru harus
menunjukkan sikap antusiasme di tengah suasana yang berisik dan intens. Dimana
guru dituntut memiliki kemampuan untuk berempati, melihat situasi siswa kedalam
situasi dirinya.
Berkut perbandingan mengenai pengalaman saya pada waktu kelas 1 sampai 3 SMA :
No.
|
Karakter Pribadi
|
Pengalaman Pribadi Sewaktu SMA
|
1.
|
Ksatria : mengakui kesalahan ketika
memang melakukannya
|
Wali kelas saya pernah datang
terlambat, dan ketika sampai dikelas, dia meminta maaf karena sudah
terlambat.
|
2.
|
Jujur : memberitahu siswa tentang
kebenaran dan menjelaskan tindakan dengan alasan situasi
|
Ketika wali kelas saya terlambat,
dia menjelaskan kepada kami mengapa dia harus terlambat sampai kesekolah.
|
3.
|
Disiplin : menunjukkan kontrol diri
dan dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar dalam setiap situasi
|
Guru saya selalu disiplin dalam hal
pengumpulan tugas, dan tidak memberi toleransi pada siswa yang terlambat
mengumpulkan tugas.
|
4.
|
Penyayang : menunjukkan diri
benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan professional.
|
Waktu kelas 1 SMA, saya punya guru
yang sangat pengertian. Beliau meluangkan waktunya untuk menjelaskan kembali
mengenai pelajaran kepada siswa yang belum mengerti.
|
5.
|
Integritas : selalu melakukan apa
yang dikatakan apapun konsekuensinya
|
Sebagian besar guru saya sewaktu
SMA mempunyai integritas yang tinggi. Mereka selalu melakukan seperti apa
yang dikatakannya kepada siswa, contohnya guru melarang siswa untuk merokok.
Dan mereka juga tidak merokok, paling tidak dalam lingkungan sekolah.
|
6.
|
Antusias : tampil bersemangat dan
percaya pada apa yang diajarkan dan benar-benar bermaslahat untuk hidup
|
Saya mempunyai seorang guru yang
terkenal karena semangatnya dalam mengajar, beliau mampu memotivasi siswanya
untuk bersemangat mengikuti kelasnya.
|
7.
|
Motif bagus : menjadikan siswa
selalu pada prioritas nomor satu
|
Salah satu guru saya menjadikan
mengajar sebagai pengabdian hidupnya. Beliau menjadikan siswa sebagai
kepentingan nomor satu dan selalu siap ketika dimintai bantuan mengenai
pelajaran yang diajarkannya.
|
8.
|
Komitmen : menunjukkan semangat
untuk menyampaikan materi secara tuntas.
|
Ada salah satu guru saya, yang
menurut saya kurang memiliki komitmen dalam mengajar. Beliau lebih sering
membaca koran ketika mengajar dan menyuruh kami mencatat ringkasan dari buku.
|